>>> JUAL RUNNING TEXT LED MURAH <<< UNTUK TEMPAT IBADAH, PERKANTORAN, PERTOKOAN atau USAHA LAINNYA >>> Cack Sye 081332231151 - PIN BBM D1661A99

Kamis, 04 Februari 2010

¤ Kita Telah Berada di Sana ¤

penglihatan
http://margaluyu151-gresik.blogspot.com/2010/01/penglihatan.html


Sebuah Puncak Kebermaknaan


Dunia telah tampil, serta kembali kepada dirinya sendiri dan kita merasakan kita adalah bagian dari mereka. Semuanya telanjang dan tampil jelas. Kita tidak ada hubungan lagi dengan dunia manusia beserta segala ciptaannya. Kita dan semua manusia kembali kepada dirinya sebagai manusia yang sesungguhnya… Ia adalah sebuah kemanusiaan.

Sudah tidak ada lagi perjalanan yang perlu kita tempuh. Dan mulai sekarang kita akan tinggal di dalam puncak kebermaknaan ini serta kita akan berteman baik dengannya. Coba lihat, ketika kita menjadi bagian dari mereka sebagai satu kesatuan, setiap langkah dan momen dalam hidup kita menjadi berarti. Kita memandang sebuah benda, ataupun melakukan sesuatu yang dulunya selalu kita hindari dan salah tafsir, sekarang menjadi begitu bermakna untuk kita. Kita sangat menikmati setiap detik dari kondisi apapun yang terjadi pada diri kita.

Hal ini sebenarnya dirasakan masih agak kabur dan mengambang, tetapi ia ada dan ia hadir di dalam diri kita – sekitar kita. Apakah kita tahu, bahwa kekaburan ini adalah sebuah hal yang sudah jelas secara penuh? Bagaimana mungkin? Sulit memang untuk menjelaskan fenomena ini. Ia telah melampaui semua jenis mengada manusia di dunia, termasuk bahasa. Ia bahkan telah melampaui mental yang ada dalam diri kita. Sehingga bila dikatakan kita memahami, sebenarnya lebih memiliki arti bahwa kita merasakan dan berdiri sejajar dengan-nya saja. Hanya kita perlu menjauhi makna dari kata memahami yang biasanya ditafsirkan seolah-olah mengandung arti menguasai dan berdiri di atas sesuatu. Maka sekali lagi, memahami secara murni terhadap kondisi puncak kebermaknaan ini hanya akan terpenuhi di dalam mental kita yang tenang. Ia, kepenuhan ini akan mengalami penurunan jika ingin dikomunikasikan ke dalam segala bentuk apa pun dalam dunia. Agar penurunan ini dapat dikurangi dan terjembatani, perlulah kita mencelupkan tangan kita lebih dalam lagi pada puncak kebermaknaan ini. Seandainya kita ingin mendengarkan dan mengetahui apa yang ia bicarakan setiap hari, bukankah akan lebih baik jika kita tinggal di dalam kediaman-nya untuk beberapa waktu?!

Keseluruhan dari ia sangat ramah sekali memperlakukan kita. Setiap saat kita disapa tidak hanya dengan perkataan dan perbuatan, tetapi ia mengirimkan keinginan-nya yang sama dengan keinginan kita. Ketika ia berkehendak menginginkan segala sesuatu, kita sendiri sudah tahu apa yang ia inginkan. Segala sesuatu itu tidak mengenal waktu, ia lebih bersifat temporal. Dan kalaupun di antara ia dan kita yang bertubuh buruk dan kemudian membusuk meninggalkan dunia manusia, itu hanyalah sebuah kematian kecil, yang merupakan kehendak dari segala sesuatu itu. Kematian hanyalah sebuah pengakhiran yang tidak menimbulkan letupan apa pun di dalam kediaman ini. Jadi, ini semua adalah sebuah totalitas yang berkendak sama.
Tapi tunggu… jika berkehendak, berarti di dalam totalitas kediaman ini mempunyai sebuah pola gerak tertentu. Pola gerak itu lebih menyerupai bisikan dalam sesuatu yang sedang mengalir. Apa yang dibisikkan oleh aliran itu? Sepertinya ada pesan yang ingin disampaikan. . . sebuah totalitas kekosongan-kah?…

Maka penjelasan untuk totalitas ini, kata-kata seperti ”kita” dan ”ia” seharusnya sudah tidak ada lagi pada bagian ini. Karena dengan kata-kata tersebut, penjelasan terhadap puncak kebermaknaan menjadi tidak terpenuhi. Lalu… mari coba direnungkan, sepertinya setiap kata tidak lagi dapat memenuhi kepenuhan makna dari puncak kebermaknaan ini. Setiap kata seperti memiliki penjaranya sendiri, maknanya menjadi tidak mengalir, lalu bagaimana ia harus menceritakan sesuatu yang mengalir?
Yang pasti, totalitas ini adalah segala sesuatu yang berdimensi holistik, menyatu dan abstrak.
Jadi… puncak kebermaknaan apa itu? Apakah totalitas dari segala sesuatu itu tahu bahwa sebenarnya puncak kebermaknaan ini adalah sesuatu yang tidak bermakna? Oh… sepertinya tidak penuh juga jika dikatakan demikian, lalu bagaimana? Mungkin akan lebih baik, kita lupakan tulisan pada bagian ini ketika kita sudah memahami-nya... Ia sebenarnya kosong.

Sumber : http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Label : Perjalanan

Tidak ada komentar: