>>> JUAL RUNNING TEXT LED MURAH <<< UNTUK TEMPAT IBADAH, PERKANTORAN, PERTOKOAN atau USAHA LAINNYA >>> Cack Sye 081332231151 - PIN BBM D1661A99

Rabu, 20 Januari 2010

PERJALANAN MENUJU PUNCAK KEKOSONGAN

¤ Keadaan Manusia Sehari hari… Sebuah Fenomena Kehidupan…

Perjalanan hidup manusia pada dasarnya sangatlah ditentukan oleh apa yang telah ada di dalam dunia. Pada saat pertama kali kita dihadirkan ke dalam dunia ini sebagai seorang bayi, kita hanyalah seperti seonggok daging yang di-lemparkan begitu saja untuk menerima keadaan tertentu. Keadaan inilah yang kemudian saling merangkai diri untuk mencetakkan sebuah sifat dasar ke dalam diri kita yang sebenarnya berlangsung tiada akhir. Tidakkah kemudian kita rasakan ketika proses ini berlangsung, kita berhadapan dengan sejumlah pertanyaan tentang kehidupan? Seandainya pertanyaan seperti ini tidak pernah terlontar di dalam hati kita sendiri, berarti kita telah mengambil sebuah keputusan besar secara tanpa sadar atas sifat dasar yang selama ini berada di dalam hidup kita.

Kita telah membuat kaku diri kita sendiri dengan keadaan tersebut. Semua itu seperti sebuah keadaan besar yang diambil dengan berpegangan pada keadaan lainnya, dan sebenarnya keadaan lainnya ini juga berpegangan pada keadaan lainnya lagi, dan seterusnya. Lalu apa artinya keadaan yang berlangsung di sepanjang hidup kita itu? Sebenarnya ia hanyalah berarti, kalau kita berpegang pada sebuah keadaan tertentu dan membuang keadaan lainnya. Padahal keadaan lain itu milik orang lain. Akhirnya, tumbuhlah sejumlah kata-kata muluk seperti subjektivitas, objektivitas, konflik, persetujuan, aturan-aturan dan sebagainya. Seandainya kita menyadari semua hal ini, hal-hal yang definitif di atas tidak akan pernah terjadi dan sejumlah pertanyaan tentang hidup manusia akan tampil ke depan untuk menengahi semua keadaan tersebut. Maka, terjunlah ke dalam pertanyaan tentang kehidupan tadi, kita akan melihat bahwa sejak awal manusia sudah diikatkan pada sekumpulan tanggung jawab yang seperti tiada habisnya. Dan ketika semua tanggung jawab tersebut terpenuhi, kita akan memasuki akar kehidupan yang sebenarnya.

Lalu bagaimana kita bisa tahu kalau kita tidak berpegang pada apapun? Bukankah di dalam diri kita sudah terisi penuh oleh skenario-skenario kehidupan manusia? Ini memang benar. Oleh sebab itu amatilah perjalanan hidup kita. Akan tiba saat-saat dimana pegangan itu mulai meregang dan skenario - skenario itu mulai luntur. Kemudian akan tiba pula saatnya dimana keramaian di dalam hati kita menjadi surut seiring menjelangnya malam. Tidakkah kemudian kita mendengar juga sebuah bisikan berdengung di dalam nurani kita?, pada saat subuh merangkak di hadapan kita? Ya…, itu adalah sebuah bisikan kesunyian, yang akan menjadi penuh makna jika kita selami. Tapi bagi orang-orang yang tidak dapat meregangkan pegangan-nya di siang maupun malam hari, bisikan ini akan memunculkan diri dengan tiba-tiba pada saat yang tepat dengan sebuah bentuk ketakutan. Terutama ketika orang itu terlempar keluar dari lautan ide manusia.

Maka, apa yang saya sebut sebagai sebuah jalan masuk terbaik untuk saat ini, adalah menanggapi arus kepekaan yang hadir melalui bisikan murni tadi. Andaikan kita peka akan fenomena itu, berarti kita telah memasuki sebuah gerbang awal dari sebuah perjalanan mental yang panjang menuju
sebuah fenomena dunia yang sebenarnya.

Sebuah Kepekaan…
http://margaluyu151-gresik.blogspot.com/2010/01/kepekaan.html
Sumber : http://katharsis-completejourney.blogspot.com/
Label : Perjalanan

Tidak ada komentar: