>>> JUAL RUNNING TEXT LED MURAH <<< UNTUK TEMPAT IBADAH, PERKANTORAN, PERTOKOAN atau USAHA LAINNYA >>> Cack Sye 081332231151 - PIN BBM D1661A99

Rabu, 30 Maret 2011

HARI INI ADALAH ABADI


HARI INI ADALAH ABADI

Seorang bijak pernah berkata, bahwa ada dua hari dalam hidup ini yang sama sekali tak perlu anda khawatirkan.

Yang pertama: hari kemarin. Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi. Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan. Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin. Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja.
Yang kedua: hari esok. Hingga mentari esok hari terbit, anda tak tahu apa yang akan terjadi. Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari. Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari. Esok hari belum tiba; biarkan saja. Yang tersisa kini hanyalah hari ini. Pintu masa lalu telah tertutup; pintu masa depan pun belum tiba. Pusatkan saja diri anda untuk hari ini. Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari. Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit. Hiduplah apa adanya.... Karena yang ada hanyalah hari ini; HARI INI ADALAH ABADI



,

Rabu, 23 Maret 2011

PELACURpun BISA LEBIH MULIA


PELACURpun BISA LEBIH MULIA

Pelacur jangan dihina. Walaupun ia telah melakukan aksi penjajahan syahwat Anda hingga Anda terjebur dalam sirkuit kebinatangan. Kenapa? Siapa tahu akhir hayatnya ia husnul khotimah (baik di akhir hayatnya), sedangkan Anda su’ul khotimah (buruk akhirnya). Hanya Allah yang tahu.

Seorang germo di Subaraya, Jawa Timur, benar-benar mengagetkan umat. Kenapa? Karena ia melakukan tindak penggermoan itu demi untuk pendidikan anak-anaknya. Dan anehnya anak-anak germo yang kini mantan pelacur itu menyekolahkan anak-anaknya semua di pesantren. Bahkan diantara putra putrinya mahir ilmu agama dan hafal Al-Qur’an. Tidak jelas, apakah anak-anaknya itu tahu pekerjaan ibunya seperti itu atau tidak. Namun ketika ditanya kenapa ia melakukan penggermoan itu? “Ini adalah pekerjaan, dari pada saya korupsi seperti pejabat-pejabat itu atau maling, kan lebih mulia seperti ini, sama-sama enaknya….”

Lain lagi di Madiun. Seorang pelacur meninggal 10 tahun silam. Ketika kuburnya digusur oleh pembangunan, tubuh dan kafannya masih utuh, mulus, dan tak sedikit pun berubah. Subhanallah. Entah taubatan nasuha seperti apa yang dilakukan pelacur itu, tetapi seluruh warga kampung itu menyaksikan bahwa ia memang seorang pelacur.

Para germo maupun pelacur di atas tentu hidupnya lebih luhur ketimbang seorang pejabat yang KKN, seorang pimpinan parpol yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, tetapi sesungguhnya melakukan kejahatan terhadap rakyat. Pelacur itu lebih mulia, bahkan ketimbang kiai, yang melacurkan ilmu agamanya untuk dunia, menperjualbelikan ideologi dan keyakinannya untuk kepentingan sesaat belaka. Bahkan yang mencari popularitas untuk kepentingan perut dan keluarganya.

Tapi Anda jangan bercita-cita jadi pelacur atau penjahat. Mereka pun dalam hidupnya tak terbayang, sekali pun dalam mimpi, untuk menjadi pelacur dan penjahat. Kecuali para pejabat yang mengincar jabatan basah dan empuk demi meraih setoran dan peluang KKN di sana. Mereka ini memang sejak dini bercita-cita jadi raja KKN, cita-cita hina dina yang lebih hina ketimbang pelacur dan penjahat.

Di Bangunsari, Surabaya, setiap Kamis sore ada pengajian yang dihadiri ribuan pelacur. Mereka fasih membaca Al-Qur’an, berkerudung, dan berjilbab. Tapi aksi penjajahan syahwat itu mereka lakukan demi uang dan krisis ekonomi. Paling lama 10 tahun mereka melacur dan setelah mendapatkan jodoh atau modal ekonomi. Kemudian mereka berhenti.

Tentu, mengumpulkan modal ekonomi seperti mereka ini lebih mulia ketimbang wakil rakyat atau pejabat yang aji mumpung. Lalu mengumpulkan uang untuk kepentingan dirinya dan keluarganya. Sementara pelacur yang diwakili aspirasinya terbuang begitu saja.

Sayang sekali para pelacur itu tidak memiliki parpol. Jika ada pelacur yang jadi wakil rakyat, pasti banyak terkuak betapa pelacuran politik di Senayan lebih memuakkan ketimbang pelacuran di sepanjang rel kereta api.

Allah bersama orang-orang yang menjerit hatinya, yang tertindas posisinya, yang dilempar harkatnya. Bahkan Allah pun bersama seorang pelacur yang hatinya setiap malam menangis dan menjerit oleh ketertindasan sosial ekonomi, lalu jeritan itu didengar Tuhan, bahkan tangis taubatnya meluluhkan kasih sayang-Nya sebagaimana pelacur di Madiun itu.

Doa orang-orang tertindas, tersingkir, dan terjepit sangat mustajab (dikabulkan). Begitu juga doa orang-orang fuqoro’ dan kaum miskin. Karena itu, jangan hina mereka, karena jika mereka enggan berdoa. Maka kalian para orang kaya, orang yang berkuasa yang sewenang-wenang, nanti Anda akan runtuh dalam kehinaan Anda sendiri.


Jumat, 18 Maret 2011

HAKIKAT IKHLAS



Oleh: KH. Dr. A. Mustofa Bisri

Kami, aku dan kakakku Kiai Cholil Bisri, mendengar dari guru kami Syeikh Yasin Al-Fadani dan ayah kami Kiai Bisri Mustofa --rahimahumuLlah, masing-2 berkata: Aku bertanya kpd Sayyid Guru Umar Hamdan ttg hakikat IKHLAS, dan beliau pun berkata: Aku pernah bertanya kpd guruku Syeikh Sayyid Muhammad Ali Al-Witri ttg hal itu dan beliau berkata, Aku pernah bertanya ttg hal itu kpd guruku Syeikh Abdul Ghani Al-Mujaddidi, beliau berkata: Aku pernah bertanya kepada guruku Syeikh Muhammad Abid As-Sindi Al-Anshari, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Shiddiq bin Ali Al-Mizjaji,
beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada ayahku, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Hasan Al-Ujaimi, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Ahmad al-Qasysyasyi, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Ahmad Syanaawi, beliau berkat: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada ayahku Syeikh Ali Asy-Syanaawi, dan beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Abdul Wahhab Asy-Sya'rani dan beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Al-Haafizh Jalaluddin As-Suyuthi, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada A'isyah binti Jaarullah bin Shaleh Ath-Thabari, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Shiddiq dan beliau berkata: Aku bertanya ttg hal itu kpd Syeikh Abul Abbas Al-Hajjar dan beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Jakfar Ibn Ali AL-Hamdani, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Abul Qasim bin Basykual, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Qadhi Abu Bakar bin aL-'Arabi, beliau berkata: Aku pernah menanyakan hal itu kepada Syeikh Ismail bin Muhammad Al-Fadhal Al-Ashbihani, beliau berkata: Aku pernah menanyakan halitu kepada Syeikh Abu Bakar bin Ahmad bin Ali bin Khalaf dan beliau berkata: Aku pernah menanyakan hal itu kepada Syeikh Abdurrahman Al-Baihaqi dan beliau berkata: Aku pernah menanyakan hal itu kepada Syeikh Ali bin Sa'id Ats-Tsaghrai dan Syeikh Ahmad bin Muhammad bin Zakaria dan beliau berdua berkata: Kami pernah menanyakan hal itu kepada Syeikh Ali bin Ibrahim Asy-Syaqiqi dan beliau berkata: Aku pernaha menanyakan hal itu kepada Syeikh Abu Ya'qub Asy-Syaruthi, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh AHmad bin Ghassan dan beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Ahmad bin 'Atha' Al-Hujaimi, beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Syeikh Abdul Wahid bin Zaid dan beliau berkata: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Imam Hasan Al-Bashari, beliau menjawab, Aku pernah bertanya kepada shahabat Hudzaifah r.a, beliau menjawab: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW ikhlas itu apa, beliau menjawab: Aku pernah menanyakan ttg ikhlas itu kpd malaikat Jibril a.s dan beliau menjawab: Aku pernah bertanya ttg hal itu kepada Allah Rabbul 'Izzaah, dan IA menjawab: "IKHLAS ialah RAHASIA di antara rahasia-rahasiaKU yg KUtitipkan di hati hambaKU yg AKu cintai."?


.

Sabtu, 12 Maret 2011

RENUNGAKANLAH


Siapa yang tau sampai kapan kita hidup?!
Siapa yang tau berapa lama lagi kita harus menebus semua dosa?!
Siapa yang tau takdir apa yang akan terjadi pada kita?!
Siapa yang tau setelah mati kita akan ditempatkan dimana, surga atau neraka?!

Siapa yang tau apa yang akan terjadi besok?!
Apa kita masih dapat berjalan seperti hari ini
Apa kita masih bisa membaca seperti saat ini
Kegembiraan yang kita rasakan dapat langsung berubah hanya dalam satu kedipan
Seberapa besar kuasa manusia tuk melawan kata ”kun”
Hanya dengan 0.005 detik atau bahkan kurang dari itu semua dapat terjadi
Harta, nyawa dan segalanya menjadi tak berarti dan kan lenyap tanpa kompromi
Apa yang dapat diperbuat manusia?!
Membayangkan saja tak sanggup

Apa kamu punya ”tabungan” untuk menghadapinya?!
Siapkanlah imanmu mulai dari sekarang

***


Minggu, 06 Maret 2011

e-Recruitment System PT Petrokimia Gresik


elamat Datang Calon Karyawan PT Petrokimia Gresik

an image PT Petrokimia Gresik membuka kesempatan kerja kepada Sarjana (S1) dengan Jurusan:
  • Teknik Kimia
  • Teknik Mesin
  • Teknik Fisika
  • Teknik Industri
  • Sistem Perkapalan
  • MIPA Kimia
  • Psikologi (Industri)
  • Hukum (Perdata/Bisnis)
  • Komunikasi
  • Akuntansi
  • Manajemen
  • Agribisnis
  • Agronomi
  • Budidaya Pertanian
  • Teknologi Benih
  • Teknologi Pangan

Dengan syarat-syarat sebagai berikut:

  • Warga Negara Indonesia;
  • Jenis kelamin laki-laki;
  • Usia maksimum 25 tahun (lahir setelah tanggal 28 Februari 1986);
  • Memiliki index Prestasi (IP) kumulatif ≥ 3,00;
  • Memiliki TOEFL minimal 475 (dibuktikan dengan sertifikat);
  • Sehat Jasmani dan Rohani;
  • Tidak buta warna;
  • Tidak terikat ikatan dinas pada instansi lain.

Bagi yang berminat dapat mendaftar secara online melalui website e-Recruitment PT Petrokimia Gresik yang dapat diakses di http://recruitment.petrokimia-gresik.com paling lambat tanggal 20 Maret 2011.

Hormat Kami,
PT Petrokimia Gresik


Bambang Heru
Kepala Kompartemen SDM

http://recruitment.petrokimia-gresik.com/

Sabtu, 05 Maret 2011

Apa sebenarnya maksud Allah memberi ujian kepada kita ?

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


Bagian I
Setiap manusia yang hidup pasti pernah mengalami sebuah kondisi yang secara manusiawi berat untuk menerimanya
Dalam tuntunan Islam, keadaan itu dinamakan ujian atau cobaan dari Allah Ta’ala.

Beberapa pertanyaan dalam hati…atau juga terkadang sering terlontar dari mulut kita : “ Kenapa cabaan datang kepadaku bertubi-tubi….Ada apa ini?”….atau “ Aku sudah sholat….sudah sedekah….kenapa kesuksesanku belum juga datang??” …….atau “Ya Allah ….orang yang aku kasihi…aku cintai…..telah Engkau putuskan ….Engkau ambil!!”……..atau yang lebih ekstrim, “ Kenapa Allah tidak sayang aku….Dimanakan Dia berada?”….dll.
Subhanallah……Maha Suci Allah, marilah kita jauhkan prasangka buruk kepada-Nya
Allah Ta’ala Maha Tahu akan keadaan hamba-hamba-Nya. Banyak ayat dalam Al Qur’an yang menjelaskan, bahwa Allah Ta’ala tidak akan memberikan cobaan kepada hamba-Nya diluar batas kemampuannya. Kita musti iman hal itu dan mesti meyakini hal itu.

Sebuah kesalahan kolektif telah dilakukan oleh umat Muslim, setiap hari minimal dalam surat yang dinamakan ‘Tujuh yang Di ulang-ulang’…..atau juga sering disebut ‘Ummul Qitab’…. Atau juga disebut ‘Al Fatehaah’ ……dimana minimal dibaca 17 kali dalam sehari terdapat ayat yang berbunyi :

إِيّاكَ نَعبُدُ وَإِيّاكَ نَستَعينُ.

(5) Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.


Hanya kita lafalkan sebagai sebuah rutinitas saja ? Dikala rutinitas itu sudah kita laksanakan…menurut kita sudah lunas pula kewajiban kita ? Kenapa tidak kita baca dengan benar….kemudian kita hayati…kemudian kita amalkan ayat tersebut ? Kenapa pula kita lebih senang dengan cara-cara Instan untuk mendapatkan sesuatu ? Bahkan….kita lebih mempercayai pertolongan dan daya upaya orang lain daripada Tuhannya sendiri ? Padahal setiap hari kit abaca ayat-Nya itu? Tidak sadarkah kita bahwa segala sesuatu yang akan terjadi …telah terjadi…dan sedang terjadi….semuanya adalah atas ijin dan perkenan-Nya ?

Dibawah ini kami sampaikan pula beberapa dalil dan nash yang Insya Allah dapat menambahkan keimanan kita, dan membuka wawasan kita …… Kenapa sampai cobaan dari Allah itu hadir untuk kita ?

Menurut Hadits Qudsi :


“Yaquwlu Allahu Ta’alaa Limalaa ‘Ikatihii : In Tholiquw Liyaa ‘Abdii Fashubbuw ‘Alayhil Balaa’a Shobba Fa Inni Uhibbu An Asma’a Showtaru.”
Terjemahannya : Allah berfirman kepada Malaikat-Nya : “Pergilah kepada hamba-Ku
Lalu timpakanlah bermacam-macam ujian kepadanya karena Aku hendak mendengar suaranya.” ( HQR Thabarani yang bersumber dari Abu Umamah r.a. )


Berdasarkan Hadits Qudsi tersebut, Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada para malaikat-Nya, yang tidak pernah durhaka dan selalu melaksanakan perintah-Nya, untuk melakukan berbagai ujian dan cobaan kepada hamba-hamba-Nya, dengan salah satu tujuan yaitu : terdengar suara hamba-Nya yang sedang diuji tersebut
Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi dan yang tergores dalam hati hamba-hamba-Nya.

Hidup ini tidak akan pernah sunyi akan : senang dan susah….atau suka dan duka. Keduanya berjalan silih berganti, sebagai sebuah sunatullah….ketetapan-Nya. Hidup ini penuh dengan cobaan, karena segala sesuatu jika tidak diuji, tidak pula nampak keasliannya. Seorang pelajar ….untuk bisa dikatakan naik tingkat, dia harus menjalani ujian terlebih dahulu. Seorang Karyawan pun demikian pula, bila akan naik pangkat. Para pedagang pun akan menguji barang dagangannya untuk mengetahui keasliannya, supaya dia tidak tertipu. Bukankah demikian ? Kenapa untuk urusan duniawiah kita tidak protes ? Tidak unjuk rasa ? Tapi tatkala ujian datang dari Allah …kita menggerutu….buruk sangka kepada-Nya? Astaghfirullahal’adzim……marilah kita perbanyak istighfar


Firman Allah dalam surat Al Ankabut (29) : 2-3 :


أَحَسِبَ النّاسُ أَن يُترَكوا أَن يَقولوا ءامَنّا وَهُم لا يُفتَنونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.


Marilah kita simak dan hayati pula Firman Allah dalam Surat Al-Kahfi (18) : 7-8 :

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً


Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيداً جُرُزاً


Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.

Bagian II

Ujian tidak hanya berupa kesusahan, kesulitan, dan kesakitan saja, akan tetapi dapat pula berbentuk kesenangan, seperti : kedudukan, harta, dsb
Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Anbiyaa (21) : 35 :


كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.


Ujian dari Allah yang berupa nikmat harta dan berbagai kesenangan, pada hakekatnya lebih berat daripada ujian dalam wujud kesusahan dan bencana
Orang akan cenderung ingat …dan kembali kepada agamanya….beribadah kembali dengan giat….memohon kembali kepada Tuhannya sambil menangis tersedu-sedu….bila ia tertimpa kesusahan dan bencana. Kebanyakan orang tidaklah demikian bila ia sedang dalam kegembiraan dan kesenangan. Bukankah demikian ? Batapa tidak adilnya kita ….betapa tidak malunya kita !!! Astaghfirullahal’adzimmarilah kita perbanyak istighfar.

Bagaimana seandainya kondisi itu dibalik…
tatkala kita menjadi seorang pempimpin, kemudian anak buah kita berperilaku demikian…dia ingat kita pada saat dirinya menderita …. Dikala senang ‘lupa-lupa ingat’….seperti judul sebuah lagu. Apa yang akan kita lakukan terhadapnya ? Marah ? Menegurnya ? Memecatnya ? Mungkin hal-hal yang berbau nafsu lainnyalah yang akan kita lakukan….akan tetapi Allah Ta’ala ?? Allah Ta’ala tetap Maha Rahman dan Rahiim bukan ? Maha Pengasih dan Penyayang bukan ?

Kekayaan, harta, pangkat, kemegahan, kekuasaan adalah ujian terberat bagi seorang manusia, apabila dia sadar dan mengetahuinya Hal itu pun merujuk pada firman Allah Ta’ala dalam Surat Al ‘Alaq (96) : 6-8 :


كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
أَن رَّآهُ اسْتَغْنَى
karena dia melihat dirinya serba cukup.
إِنَّ إِلَى رَبِّكَ الرُّجْعَى
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).


Rasulullah SAW pernah pula bersabda :


“ Wa Allahi Maal Faqru Akhsyaa ‘Alaykum Walaakinni Akhsya An Tubsathaad Dunyaa ‘Alaykum Kamaa Busithot ‘Ala Man Kaana Qoblakum, Fanunaa Fisuwhaa, Kamaa Tanaa Fasuwhaa Fatahlikakum Kamaa Ahlakathum.” Terjemahannya :
Demi Allah, bukanlah kefakiran atau kemiskinan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi justru aku kuatir ( kalau-kalau) kemewahan dunia yang kalian dapatkan sebagaimana yang telah diberikan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian bergelimang dalam kemewahan itu sehingga binasa, sebagaimana mereka bergelimang dan binasa pula ( HR. Bukhari )


Ujian dan Cobaan dari Allah itu bermacam-macam dan bertingkat-tingkat pula Ada ujian yang menimpa tubuh (kesehatan), anak (kenakalan), harta kekayaan (miskin atau kaya), kekuasaan ( diberi amanat atau dikhianati), jabatan (promosi atau degradasi), aqidah (murtad atau mu’allaf), dsb. Demikian pula perintah dan larangan dalam Agama Islam sendiri termasuk juga sebuah ujian dan cobaan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ‘Agama adalah Ujian dan Cobaan’.

Pada bagian terdahulu telah kita bahas tentang ujian yang terberat yang menimpa seorang manusia adalah kesenangan dan kemewahan dunia Pada bagian ini akan kita bahas ujian yang teringan yang akan menimpa manusia.

Ujian teringan adalah yang menimpa pada tubuh (mis penyakit, kecelakaan, dll). Ujian pada tubuh ini mempunyai tujuan untuk menguji kesabaran, kerelaan dalam menerima qodlo’ dan qodar dari Allah Ta’ala. Jika memang lulus, dengan indikator : sabar, msks ditetapkan-Nya lah pahala dan dihapuskan dari sebagian dosa atau pun diangkat derajatnya, hingga ujian itu menjadi sebuah rasa nikmat baginya.

Sebagaimana Hadits Rasulullah SAW berikut :


“Maa Min Muslimin Yushiybuhu Aza, Syaw Katun Famaa Fawqohaa Illaa Kaffaro Allahu Bihaa Sayyi’aa Nihi, Wa Huththon ‘Anhu Dzunuubuhu Kamaa Tahuththusy Syajarotu Wa Ro Fahaa.”, terjemahannya :
Tidak ada seorang Muslim pun yang ditimpa gangguan semacam tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya melainkan dengan ujian itu dihapuskan Allah perbuatan buruknya serta digugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya. (HR. Muttafaq’alaih)
“ Maa Yazaalul Balaa’u Bil Mu’mini Wal Mu’minati Fiy Nafsihi Wamaalihi Wa Waladihi Hatta Balqo Allaha Wamaa ‘Alayhi Khothiy’at.”
Terjemahannya :
Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa Kaum Mu’minin pria atau pun wanita, yang mengenai dirinya, hartanya, anaknya, tetapi ia tetap sabar, ia akan menemui Allah dalam keadaan tiada berdosa. (HR. Turmudzi)
“Maa Yushiybu Min Nashobin Walaa Hamin Walaa Hazhanin Walaa ‘Adzan Walaa Ghomin, Hattasy Syawkati Yusyaa Kuhaa Illaa Kaffaro-Allahu Bihaa Min Khothooyaahu.” Terjemahannya :
Tidak ada mushibat yang menimpa seperti keletihan, kelesuan, sakit, duka, susah atau gangguan sekedar tusukan duri sekalipun, melainkan dihapuskan oleh Allah sebagian dari dosanya. (HR. Bukhori dan Muslim )
“Inna Likulli Ummatin Fitnatan, Wa Fitnatu Ummatiyl Maalu”,
terjemahannya :
Sesungguhnya bagi setiap umat ada ujian, dan ujian bagi umatku ialah harta kekayaan. (HR Turmudzi)


Dalam sebuah Hadits Qudsi dikemukakan :

“Ibnaa Aadama, ‘Indaka Maa Yakfiyka, Wa Anta Tathlubu Maa Yuthghiyka. Ibna Aadama, Laa Bi Qoliylin Taqna’u, Wa Laa Bikatsiyrin Tasyba’u. Ibna Aadama, Idzaa Ashbahta Mu’aafa Fiy Jasadika, Aamina Fiy Sirbika, ‘Indaka Quwtu Yawmika, Fa’alaad Dunyaal ‘Afaa’u.” terjemahannya :
Wahai Anak Adam ! Padamu telah ada kecukupan, namun engkau masih saja mencari-cari apa yang nantinya akan menjadikan engkau melampaui batas. Wahai Anak Adam ! Engkau ini tidak puas dengan yang sedikit dan tidak kenyang dengan yang banyak. Wahai Anak Adam ! Apabila pagi-pagi jasadmu telah diberi sehat dan afiat, merasa aman dalam lingkungannya dan mamiliki makanan untuk hari itu, tak perlu kau pedulikan lagi apa yang terjadi terhadap dunia.


Bagian III
Ujian berupa cinta akan melampiaskan hafa nafsunya dan dalam rangka fitrah manusia melanjutkan keturunannya, dapat kita pelajari dari firman Allah Ta’ala :


زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak [l86] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).


Dalam kisah para Nabi dilukiskan bahwa Nabi Ibrohim as. mendapatkan ujian untuk menyembelih anak kandungya sendiri (beliau Nabi Isma’il a.s). Berkat kepatuhan, ketaatan, dan keimanannya kepada Allah Ta’ala, beliau Nabi Ibrohim a.s. lulus dari ujian tersebut, sehingga nabi Isma’il selamat dari pisau ayahnya sendiri dan digantikan oleh Allah Ta’ala dengan biri-biri sebagai korban yang sebenar-benarnya. Disamping itu kita ketahui bersama, dan sejarah pun membuktikan, betapa karunia yang diberikan kepada Allah Ta’ala sungguh sangat besar dan luar biasa kepada beliau, dimana anak keturunan beliau banyak yang menjadi Nabi dan Rasul, sehingga beliau dijuluki sebagai Bapak Nabi. Sungguh kenikmatan dunia dan akhirat yang sangat besar, dan merupakan cita-cita setiap orang yang beriman di dunia ini.


Demikian pula, ujian berat bagi kaum laki-laki adalah ujian kaum perempuan, ujian si rambut panjang, sebagaimana Hadits Nabi SAW berikut :


“Maa Taroktu Ba’diy Fitnatan Adhorro ‘Alar Rijaali Minan Nisaa’i.” terjemahannya :
Sepeninggalku tiadalah ujian yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki kecuali godaan kaum perempuan. (HR. Bukhori)


Adapun ujian yang menyebabkan manusia mudah tergelincir adalah ujian mengenai AQIDAH dan Agama Banyak orang yang mengaku Muslim, Beriman, termasuk pula … maaf : Alim ‘Ulama didalamnya, setelah diuji Iman dan Agamanya oleh Allah SWT dengan berbagai cobaan, ternyata lemah dan terjerumus dalam lembah syahwat serta keinginannya menjadi sesat.


Marilah kita renungkan dan pahami bersama ayat-ayat-Nya yang tedapat pada Surat Al Ankabut (29) : 10 – 11 sebagaimana berikut :


مِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ فَإِذَا أُوذِيَ فِي اللَّهِ جَعَلَ فِتْنَةَ النَّاسِ كَعَذَابِ اللَّهِ وَلَئِن جَاء نَصْرٌ مِّن رَّبِّكَ لَيَقُولُنَّ إِنَّا كُنَّا مَعَكُمْ أَوَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِمَا فِي صُدُورِ الْعَالَمِينَ
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah", maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah . Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguhnya kami adalah besertamu". Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?


وَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْمُنَافِقِينَ
Dan sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang beriman: dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang munafik.


Dijelaskan pula dalam Hadits Rasulullah SAW sebagai berikut :

“ Asyaddunnaasi Balaa’al Anbiyaa’u Tsummal Amtsalu Faal Amtsalu.Yubtalar Rojulu ‘Alaa Hasabi Diynihi. Fa Inkaana Syadiyda Fiy Diynihi Shulbasytada Balaa’uhu Wa Inkaana Fiy Diynihi Riqqotub Talaahu-Allahu ‘Alaa Hasabi Diynihi, Famaa Yab Rohul Balaa’u Bil ‘Abdi Hatta Bayrukahu Yamsyiy ‘Alaal Ardhi Wa Laysa ‘Alayhi Khothiy’atun.” Terjemahannya :
(Tingkat berat ringannya ujian disesuaikan dengan kedudukan manusia itu sendiri) Orang yang sangat banyak mendapat ujian itu adalah para Nabi, kemudian baru orang-orang yang lebih dekat derajatnya kepada mereka berurutan secara bertingkat. Orang diuji menurut tingkat ketaatannya kepada Agama. Jika ia sangat kukuh dan kuat dalam agamanya, sangat kuat pula ujian kepadanya dan jika lemah agamanya, diuji pula oleh Allah sesuai dengan tingkat ketaatan kepada agamanya. Demikianlah bala dan ujian itu senantiasa ditimpakan kepada seorang hamba sampai ia dibiarkan berjalan dimuka bumi tanpa dosa apa pun.

(HR. Turmudzi)

Allah gak kan pernah menarik suatu kenikmatan melainkan Dia akan menggantikannya dengan yang lebih baik.Hanya butuh kesabaran dan selalu harap balasan pahala dari pada-Nya.karena kita gak pernah tahu apa2 yang telah menjadi rahasia dan ketetapan-Nya.
Jangan pernah kita mengeluh terhadap suatu musibah atau ujian yang menghampiri kita,karena Allah gak kan memberikan pahala,pengganti dan ganjaran disisi-Nya.
Justru Berbahagialah orang yang dilanda ujian or musibah dan tahniah kepada mereka yang tengah ditimpa berbagai bencana,
karena "Barang siapa yang mengalami kesusahan dunia maka akan tentram diakhirat"
Dunia inilah tempat ujian bagi kita,sebagaimana tamsil.
Jika kita sedang ujian disekolah,ketika waktu telah selesai,maka kertas ujian pun akan diambil oleh pengawasnya.
Nah ,,,,,,,,,,begitu juga kita yang sedang menghadapi ujian didunia ini smua perbuatan baik ucapan,pendengaran,pikiran kita smuanya akan dicatat oleh malaikat raqib dan atid,,,,,,,,,,,
Pada hari pengadilan nanti buku catatan baru akan diberikan untuk dibaca.
Kita akan ,,,,,,,,"LULUS",,,,, atau ,,,,,,,,,,"GAGAL",,,,,,,
tergantung kepada BAIK BURUKNYA AMALAN KITA.


Dari keterangan tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa bala’, ujian, dan cobaan kepada seorang hamba Allah adalah bertujuan :
1. Membersihkan dan memilih serta menggolongkan tingkat kesabaran, keimanan, ketaatan, atau bahkan kemunafikan seseorang.
2. Bila kita dapat lulus dari ujian tersebut, dapat mengkangkat derajat dan menghapuskan dosa serta kekhilafan yang pernah kita lakukan.
3. Mambentuk dan menempa kepribadian seorang Mukmin, agar menjadi pribadi yang benar-benar tahan ujian serta melahirkan umat yang memiliki budi pekerti luhur.
4. Latihan dan pembiasaan sehingga setiap manusia yang diuji dan dicoba akan bertambah sabar, kuat cita-citanya dan tetap pendiriannya. (Ringkasan tulisan M Ali As-Shabuni, Rabithah Alam Islami No. 4 tahun IV Bulan September 1966)


Sebagai penutup marilah kita senantiasa mengingat, merenungkan, dan mengamalkan ayat-ayat-Nya yang berbunyi dalam Surat Ash-Sharh (94) :


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ
dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
الَّذِي أَنقَضَ ظَهْرَكَ
yang memberatkan punggungmu ?
وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu ,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain ,
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.


Maha Benar Allah dengan segala macam firman-Nya


Semoga bermanfaat

والسـلام عليكم ورحمة الله وبركات


http://sakamadani.blog.ekonomisyariah.net/