Pelacur jangan dihina. Walaupun ia telah melakukan aksi penjajahan syahwat Anda hingga Anda terjebur dalam sirkuit kebinatangan. Kenapa? Siapa tahu akhir hayatnya ia husnul khotimah (baik di akhir hayatnya), sedangkan Anda su’ul khotimah (buruk akhirnya). Hanya Allah yang tahu.
Seorang germo di Subaraya, Jawa Timur, benar-benar mengagetkan umat. Kenapa? Karena ia melakukan tindak penggermoan itu demi untuk pendidikan anak-anaknya. Dan anehnya anak-anak germo yang kini mantan pelacur itu menyekolahkan anak-anaknya semua di pesantren. Bahkan diantara putra putrinya mahir ilmu agama dan hafal Al-Qur’an. Tidak jelas, apakah anak-anaknya itu tahu pekerjaan ibunya seperti itu atau tidak. Namun ketika ditanya kenapa ia melakukan penggermoan itu? “Ini adalah pekerjaan, dari pada saya korupsi seperti pejabat-pejabat itu atau maling, kan lebih mulia seperti ini, sama-sama enaknya….”
Lain lagi di Madiun. Seorang pelacur meninggal 10 tahun silam. Ketika kuburnya digusur oleh pembangunan, tubuh dan kafannya masih utuh, mulus, dan tak sedikit pun berubah. Subhanallah. Entah taubatan nasuha seperti apa yang dilakukan pelacur itu, tetapi seluruh warga kampung itu menyaksikan bahwa ia memang seorang pelacur.
Para germo maupun pelacur di atas tentu hidupnya lebih luhur ketimbang seorang pejabat yang KKN, seorang pimpinan parpol yang mengatasnamakan kepentingan rakyat, tetapi sesungguhnya melakukan kejahatan terhadap rakyat. Pelacur itu lebih mulia, bahkan ketimbang kiai, yang melacurkan ilmu agamanya untuk dunia, menperjualbelikan ideologi dan keyakinannya untuk kepentingan sesaat belaka. Bahkan yang mencari popularitas untuk kepentingan perut dan keluarganya.
Tapi Anda jangan bercita-cita jadi pelacur atau penjahat. Mereka pun dalam hidupnya tak terbayang, sekali pun dalam mimpi, untuk menjadi pelacur dan penjahat. Kecuali para pejabat yang mengincar jabatan basah dan empuk demi meraih setoran dan peluang KKN di sana. Mereka ini memang sejak dini bercita-cita jadi raja KKN, cita-cita hina dina yang lebih hina ketimbang pelacur dan penjahat.
Di Bangunsari, Surabaya, setiap Kamis sore ada pengajian yang dihadiri ribuan pelacur. Mereka fasih membaca Al-Qur’an, berkerudung, dan berjilbab. Tapi aksi penjajahan syahwat itu mereka lakukan demi uang dan krisis ekonomi. Paling lama 10 tahun mereka melacur dan setelah mendapatkan jodoh atau modal ekonomi. Kemudian mereka berhenti.
Tentu, mengumpulkan modal ekonomi seperti mereka ini lebih mulia ketimbang wakil rakyat atau pejabat yang aji mumpung. Lalu mengumpulkan uang untuk kepentingan dirinya dan keluarganya. Sementara pelacur yang diwakili aspirasinya terbuang begitu saja.
Sayang sekali para pelacur itu tidak memiliki parpol. Jika ada pelacur yang jadi wakil rakyat, pasti banyak terkuak betapa pelacuran politik di Senayan lebih memuakkan ketimbang pelacuran di sepanjang rel kereta api.
Allah bersama orang-orang yang menjerit hatinya, yang tertindas posisinya, yang dilempar harkatnya. Bahkan Allah pun bersama seorang pelacur yang hatinya setiap malam menangis dan menjerit oleh ketertindasan sosial ekonomi, lalu jeritan itu didengar Tuhan, bahkan tangis taubatnya meluluhkan kasih sayang-Nya sebagaimana pelacur di Madiun itu.
Doa orang-orang tertindas, tersingkir, dan terjepit sangat mustajab (dikabulkan). Begitu juga doa orang-orang fuqoro’ dan kaum miskin. Karena itu, jangan hina mereka, karena jika mereka enggan berdoa. Maka kalian para orang kaya, orang yang berkuasa yang sewenang-wenang, nanti Anda akan runtuh dalam kehinaan Anda sendiri.
1 komentar:
Mancing Mania MANTAAAAAP.....
Posting Komentar