>>> JUAL RUNNING TEXT LED MURAH <<< UNTUK TEMPAT IBADAH, PERKANTORAN, PERTOKOAN atau USAHA LAINNYA >>> Cack Sye 081332231151 - PIN BBM D1661A99

Senin, 27 Juni 2011

Jangan Salahkan ALLAH

Oleh : Habaib Zainal Abidin Aydeed


Dalam tulisan ini, tindakan (amal) didefinisikan dengan aktualisasi diri di dunia. Setiap aktualisasi diri bisa bisa diungkapkan dengan sebuah kata meskipun aktualisasi diri terdiri dari beberapa tindakan. Misalnya, tindakan “makan” terdiri dari tindakan mengambil makanan, memegangnya, mengunyahnya, menelannya dan sebagainya. Kita harus membedakan antara tindakan “makan” di dalam kesadaran dengan tindakan aktualnya di dunia. Di sini, saya ingin mengatakan kepada anda bahwa tindakan di dalam kesadaran itu ditentukan oleh pengetahuan. Sedangkan beberapa tindakan aktualnya seperti mengambil makanan dsb ditentukan oleh beberapa faktor di luar pengetahuan. Di antara beberapa faktor itu adalah Allah. Dengan penjelasan ini, saya ingin menjelaskan pandangan Al-Ghazali bahwa pengetahuan menentukan keadaan spiritual; dan keadaan spiritual menentukan tindakan. Pandangan itu bisa dijabarkan sebagai berikut :

(1) Pengetahuan duniawi Þ bentuk tindakan dalam dalam kesadaran.
(2) Pengetahuan tentang diri Û keadaan spiritual dalam hati.
(3) Keadaan spiritual Þ tindakan-tindakan aktual di dunia.
(4) Tindakan-tindakan aktual di dunia Þ kesuksesan di dunia.

Hubungan (1),(2),(3) dan (4) dapat diilustrasikan sebagai berikut : Anda berdagang pakaian di pasar. Dalam itu, dagang adalah tindakan yang ditentukan berdasarkan pengetahuan tentang dunia. Sedangkan pengetahuan tentang diri,”Saya adalah sebaik-baik ciptaan Allah,” menciptakan ketenangan dalam kesadaran Anda. Di sisi lain, hati Anda akan menghadap Allah dengan kesadaran penuh ketenangan sehingga Dia pun memberikan ketenangan-Nya (keadaan spiritual). Lalu Anda pun mengaktualisasikan diri sebagai pedagang pakaian di pasar dengan ketenangan-Nya dalam hati, maka ketenangan itu memberikan pengaruh luar biasa pada tindakan-tindakan aktual dagang di pasar. Pada akhirnya, dagang Anda memperoleh kesuksesan. Dengan kata lain, setiap kesuksesan itu pasti melibatkan peran Allah dengan menurunkan ketenangan-Nya ke dalam hati manusia dan menurunkan bala tentara yang tidak kelihatan di dunia.

Beberapa tindakan aktual di dunia terkadang juga dipengaruhi oleh keadaan material dalam hati.

(1) Fenomena duniawai Þ pengetahuan tentang diri.
(2) Pengetahuan tentang diri Þ pengetahuan di dalam kesadaran
(3) Pengetahuan tentang diri Þ bentuk pengetahuan di dalam kesadaran
(4) Pengetahuan tentang diri Þ keadaan material
(5) Keadaan material Þ tindakan-tindakan aktual di dunia

Hubungan itu (1),(2),(3),(4) dan (5) bisa diilustrasikan sebagai berikut : fenomena duniawi (ketiadaan harta benda dan sebaginya) masuk ke dalam kesadaran. Fenomena duniawi itu mempengaruhi kesadaran sehingga pikiran Anda menyatakan diri, “Saya adalah miskin.” Dalam hal ini, pernyataan, “Saya adalah orang miskin,” adalah pengetahuan tentang diri Anda. Pengetahuan itupun menentukan bentuk pengetahuan dan bentuk tindakan di dalam kesadaran. Tidak hanya itu, pengetahuan itu juga mendatangkan keadaan material (kegelisahan) di dalam kesadaran. Sementara itu, secara tidak sadar hati Anda menghadap Allah dengan penuh kemarahan karena kegelisahan itu dan melakukan semua tindakan aktual di dunia ini keadaan meterial. Sebab itu, Anda merasakan kesialan di dunia dan kesempitan dalam kesadaran. Ketika kesadaran penuh kegelisahan dsb, maka hati manusia sedang menolak datangnya pertolongan dari Allah. Sebab itu, Dia tidak pernah terlibat dalam kegagalan manusia di dunia.


sumber :

http://rukunrencang.com/islamic-motivation-development/jangan-salahkan-allah-tapi-salahkan-dirimu-sendiri.html