Kamis, 10 Mei 2012

KEKUATAN JIWA DAN RAGA

Banyak orang yg tertipu oleh tampilan luarnya aja. Orang lebih suka melakukan kegiatan membesarkan badan dan ototnya drpd melatih kekuatan jiwanya melalui ibadah wajib atau pun sunnah. Pdhl kekuatan Raga dibatasi oleh usia yg membuatnya melemah/ tdk sekuat ktk masih muda, sdgkn kekuatan jiwa tak dibatasi oleh usia. Bila kita mempunyai masalah atau mendapat musibah, tdk dihadapi dg kekuatan Raga tp kekuatan jiwalah yg mendominasi dan memecahkan masalah. Mari kuatkan jiwa kita melalui ibadah kpd Allah.

Iklim kehidupan modern yang sangat dinamis, seringkali memaksa banyak manusia mencari terbosan-terobosan baru dan jalan alternatif agar berhasil memenangkan persaingan. Sayangnya banyak orang yang kurang sabar, kemudian mengambil jalan pintas yang salah atau menghalalkan segala cara demi meraih tujuan keberhasilannya. Mengapa demikian ? Inilah indikasi karena banyaknya manusia yang tidak kokoh jiwanya.

Dalam realitas kehidupan sehari-hari, mudah sekali kita menemukan orang yang mengaku beragama, pergi ke tempat-tempat ibadah, tetapi ketika dalam pekerjaan melakukan penyelewengan, korupsi, penipuan dan tindak pidana lainnya yang tidak sesusai dengan akhlaq umat beragama. Mengapa demikian ? Inilah indikasi bahwa banyak manusia yang meskipun mungkin beragama tetapi lemah jiwanya. Tidak berkualitas jiwanya.

Mudah kita menemukan orang yang terlihat meraih sukses profesional dalam karier dan bisnis, tetapi kesuksesannya tidak memberikan makna bagi hidupnya. Meskipun berhasil meraih kekayaan yang berlimpah, namun kekayaannya tidak memberikan arti bagi kualitas kebahagiaan hidupnya. Bahkan banyak yang berakhir dengan kesia-siaan dan kegagalan hidup. Mengapa demikian ? Inilah akibat dari manusia yang lemah jiwanya.

Bagaimana mendongkrak kekuatan jiwa kita ? 
Bagaimana meningkatkan kualitas jiwa kita ?

1. Memahami Hakekat Hidup

Melakukan "inner journey" ke dalam diri kita sendiri dapat mengantarkan manusia menemukan hakekat hidupnya. Mereka yang mengenali dirinya akan dapat menemukan siapa Tuhannya yang sebenarnya. Pada akhirnya akan dapat memahami posisi dirinya dan mengerti tujuan tertinggi hidupnya. Memahami hakekat hidup ini dapat mengantarkan manusia memiliki kekuatan jiwa. Karena manusia dapat memahami siapa dirinya dan siapa Tuihannya yang sebenarnya.

2. Mencari ilmu lebih besar

Mencari ilmu lebih besar dari mencari harta. Karena orang yang berilmu tinggi tidak akan mudah tergoda oleh berbagai hal yang dapat melemahkan jiwanya. Sayangnya kecenderungan yang terjadi banyak manusia yang lebih besar mencari harta dari pada mencari ilmu. Akibatnya mudah tergoda melalui cara yang salah, mendewakan harta dan menghalalkan segala cara demi meraih tujuan kekayaan harta. Mudah terjebak dalam godaan kehidupan dunia dengan mengabaikan nilai-nilai spiritualitas kebenaran.

Sedangkan orang yang berilmu akan kuat jiwanya, karena dirinya mengetahui pintu-pintu syaithan dan lebih mampu menjaga ibadahnya, menjaga kekayaannya, menjaga kekuasaannya, menjaga kehidupannya dari riya dengan ilmu (ma'rifat)-nya yang dalam.

3. Mengendalikan Ego Dan Nafsu

Seorang ulama Ibnu Qoyyim Az-Zaujiyah berkata : "Syahwat itu seperti kuda liar. Untuk menjinakkannya dan menaikinya perlu waktu lama dan pengorbanan yang tidak sedikit Karena itu jadilah orang yang mengendalikan kuda."

Inilah perang terbesar sesungguhnya dalam kehidupan manusia. Banyak manusia yang kalah dan akhirnya menjadi orang yang berjiwa lemah. Terjerumus dalam kekangan hawa nafsunya. Mereka memperturutkan hawa nafsunya dengan menghalalkan segala cara.

Ego dan nafsu seringkali membawa seseorang pada perasaan serba kurang, serba tidak cukup, merasa tidak pernah puas dengan apa yang diraih, sehingga menjadi manusia yang tidak mudah bersyukur. Hidup seperti ini menjadikan jiwanya lemah dan serba tidak damai dalam hatinya. Namun sebaliknya mereka yang memiliki kemampuan mengendalikan ego dan nafsu pribadinya akan menjadi manusia yang mudah bersyukur dan menjadikan dirinya selalu merasa hidupnya berkecukupan dan damai.

4. Keseimbangan Hidup

Orang bijak mengatakan, "Barangsiapa yang mengejar dunia semata, maka dunia akan semakin menjauh dan semakin tak terkejar. Tetapi, barangsiapa yang mengejar akhirat dengan keikhlasan hatinya, maka yakinlah bahwa dunia akan mengejarnya." Maknanya adalah bagaimana kita dapat menyeimbangkan kehidupan ini dengan tetap realistis dalam kehidupan modern ini tanpa mengabaikan tujuan tertinggi kehidupan akhirat nanti.

Berusaha memperjuangkan keberhasilan professional dalam karier dan Bisnis, dengan tidak mengabaikan nilai-nilai kekayaan hati nurani. Meraih simbul-simbul kesuksesan duniawi melalui cara-cara yang dibenarkan oleh syariat yang ditetapkan Tuhan. Dapat menggunakan simbul-simbul kesuksesan duniawi yang diperolehnya untuk memberikan manfaat bagi kesuksesan kehidupan akhiratnya. Inilah yang saya maksukan dengan memandang kehidupan dengan seimbang. Tetap realistis dalam kehidupan modern dengan tetap memiliki idealisme pada nilai-nilai spiritualitas. SEMOGA BERMANFAAT.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar